Senin, 15 Juni 2015

Perumpamaan Mendirikan Menara (Lukas 14:28-30)



Saudara-saudara, percaya TUHAN YESUS saja tidak cukup, tapi mengikuti TUHAN YESUS adalah keharusan. Membaca di Injil Lukas 14:25 sampai selesai kita akan mengerti tentang kebenaran ini.

Di kisah itu diceritakan ketika TUHAN YESUS melihat bahwa berduyun-duyun orang mengikuti Dia (Lukas 14:25), maka saatnyalah TUHAN YESUS menyelidiki motivasi hati mereka mengikuti Dia. Beliau tidak mau lagi ada orang-orang yang mengikuti Dia dengan motivasi ingin melihat mukjizatNya saja, atau bahkan hanya menikmati roti yang pernah Dia berikan kepada 5000 ribu di perjalanan hidupNya sebelumnya.

Sudah saatnyalah Dia memberikan garis jelas bagaimana seharusnya mengikuti Dia. Begitu juga halnya yang Ia ingin tantang kepada murid-muridNya yang telah sekian lama mengikuti Dia. Dengan 2 perumpamaan yang tidak asing di mata orang Yahudi Dia memberikan gambaran sebagaimana orang-orang tersebut merespon panggilanNya. Dia tidak ingin meninabobokkan orang-orang banyak karena Dia sadar bahwa waktuNya di muka bumi tidak banyak. Adalah keharusan bagi seorang pemimpin terutama pemimpin di gereja juga menyatakan apa yang seharusnya dikatakannya. Jangan meninabobokkan jemaat dengan khotbah-khotbah yang indah saja. Selain kasih, kebenaran juga harus disampaikan.

Apapun resiko atau konsekuensi dari statement pemimpin, asalkan itu Alkitabiah dan timingnya tepat, maka tidak ada pilihan lain kebenaran FIRMAN TUHAN harus dinyatakan. Dari sanalah kita bisa mengukur motivasi jemaat yang datang ke gereja. Pemimpin yang hanya mengkhotbahkan berkat semata pada satu titik tertentu berhadapan dengan TUHAN sendiri !

Jikalau ada jemaat yang tidak senang atau konsekuensi terburuk adalah mereka meninggalkan gereja, itu adalah sebuah resiko. Tetapi anda pada suatu saat bisa mensyukurinya ketika menyadari bahwa dengan keputusan anda, anda mendapatkan jemaat-jemaat yang masih setia. Seperti halnya Gideon, di dalam peperangan, banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih untuk menggenapi misi mengalahkan orang Midian yang jumlahnya banyak.

Yesus pun demikian, Dia tidak mulai membangun Kerajaan Allah di muka bumi dengan ratusan orang atau bahkan ribuan orang. Dia memulai dengan 12 orang. Yang penting di sini adalah komitmen dari tim 12 itu, tetapi akhirnya kita tahu bukan hasilnya sampai sekarang? Betapa spektakulernya hasil karya pelayanan Yesus Kristus?

Ketika Yesus melontarkan perumpamaan mengikuti Dia itu ibarat mendirikan menara, perumpamaan tersebut tidaklah asing untuk orang-orang Israel saat itu, terutama bagi para tukang bangunan yang jadi audiencenya.
Tetapi bukan berarti, audience yang bukan tukang bangunan atau ahli bangunan tidak bisa membayangkan perumpamaan tersebut. Ingat ! Semua perumpamaan yang diucapkan Yesus tidak ada satupun yang mengawang-awang di pikiran, semuanya membumi.

Mendirikan sebuah menara adalah sebuah proyek besar. Di dalam versi bahasa Yunaninya, menara atau purgos bisa juga berarti castle (puri). Puri, ya tidak berlebihan, sedikit lebih kecil dari istana (palace).

Yang jelas, Yesus Kristus ingin mengumpamakan mengikuti Dia adalah sebuah proyek besar. Tidak hanya besar, tapi juga bermanfaat ! Tentu saja jika dikatakan proyek besar, maka resource yang dibutuhkan juga besar bukan?

Kesungguhan harus besar, dana harus besar, pertimbangan harus matang (bukan hanya sekedar lontaran kata-kata dari emosi sesaat), resiko juga besar. Di dalam membangun menara tidak boleh setengah-setengah, harus kelar sampai total. Jika tidak, maka menara itu tidak bisa berfungsi sebagaimana seharusnya.
Pernahkah anda melihat bangunan besar yang setengah jadi? Proyek gagal ? Saya pernah. Keadaan memprihatinkan. Bangunan yang setengah jadi, tapi atapnya bolong. Kalau tidak cepat diselesaikan, atap yang bocor tetsebut akan membuat air hujan masuk dan merusakkan seluruh bangunan yang ada.

Membangun sebuah menara harus dikerjakan juga dari dasar. Memilih tanah yang tepat, memilih bahan yang bagus, memilih musim yang tepat (jangan musim penghujan) adalah syarat-syarat cerdik memulai proyek ini.
Setelah itu, memiliki pekerja-pekerja yang bertanggungjawab, dana yang cukup (harus juga ada risk management), bahkan harus siap malu ketika proyek tersebut gagal.

Di dalam proses mendirikan menara tersebut, pastilah menemukan kendala-kendala yang ada. Mungkin cuaca yang tidak bersahabat, pekerja yang tidak komitmen, bencana alam, dll. Semua aspek tersebut sudah harus diperhitungkan. Yang paling penting di sini adalah dananya cukup.

Tuhan Yesus di dalam perumpamaan ini sengaja menitikberatkan pada dana yang cukup adalah untuk menekankan sebuah kesungguhan hati dan segala aspek yang mengikutinya, bukan dengan maksud bahwa mengikuti TUHAN harus mempunyai uang yang banyak. Mengikuti Kristus adalah sesuatu yang serius. TUHAN tidak ingin kita mengikuti Dia setengah-setengah. Dia juga tidak ingin kita mengikutiNya dengan modal emosi ataupun iman buta. Segala sesuatu harus dipertimbangkan dengan matang dan komitmen yang jelas pula. Terlebih lagi, Dia ingin kita mempunyai motivasi yang benar. 




Orang-orang yang membayangkan perumpamaan ini sudah harus membayangkan "harga yang harus dibayar". Tetapi saudara-saudara terkasih, rewardnya juga besar ketika semuanya jadi. Menara yang sempurna didirikan akan sangat berguna dan pastilah banyak manfaatnya. Bisa dipakai untuk pengawasan terhadap serangan musuh, bisa juga dipakai untuk pertahanan, dsb.

Nah, apakah anda sungguh-sungguh ingin melakukannya? Kalau begitu, jangan bermain-main lagi dengan konsep dan motivasi yang salah !

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
(Lukas 14:28-30)


Dia sendiri telah memberikan teladan, Dia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan BapaNya di atas kayu salib dengan penutup "Sudah selesai" .


 Bagaimana dengan pengikut Kristus?

SALAM PERSAUDARAAN
PK GMKI FT-UNIMED
M.B 2015-2016

LUKAS 14



14:1. Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:2 Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.
14:3 Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
14:4 Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.
14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"
14:6 Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
14:7. Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
14:8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,
14:9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
14:10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
14:12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
14:14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
14:15. Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang.
14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
14:25. Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:34 Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
14:35 Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Selasa, 09 Juni 2015

PEMUDA YANG BERKARAKTER KRISTUS



Ayat Pokok:
I Timotius 4:12
" Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu"

PENDAHULUAN
Ayat ini adalah merupakan nasehat Rasul Paulus kepada anak rohaninya Timotius.

Siapakah Timotius?
Sebelum kita belajar nasehat yang indah tentang bagaimana seorang pemuda harus dapat menjadi teladan,mari kita mengenal lebih dahulu siapakah Timotius itu. Dia adalah anak yang lahir dari perkawinan campuran. Ibunya seorang wanita Yahudi dan ayahnya seorang Yunani. ( Kisah 16:1,II Tim 1:5).. Dia menjadi Kristen ketika Paulus dalam safari penginjiannya pertama mengunjungi Listra.. Timotius kemudian menjadi murid dari Paulus.

Dari arti namanya, Timotius artinya orang yang saleh, orang yang menghormati Tuhan. Timotius memang layak menyandang gelar itu, karena sejak kecil ia sudah mengenal ajaran-ajaran firman Tuhan. Ibunya Eunike yang adalah seorang Yahudi asli tentu sangat berperan dalam membentuk kepribadian dan karaketer Timotous sehingga menjadi orang yang memahami kitab suci dan hidup dalam ketaatan kepada hukum-hukum Tuhan. Selain itu neneknya yang bernama Louis juga ikut berperan dalam mmbangun jati dirinya sehingga menjadi pribadi yang teguh dalam iman. Paulus dibesarkan dan tinggal di Listra, suatu daerah di Propinsi Kilikia.

Dalam safari penginjilan keduanya Paulus kemudian mengangkat dia menjadi pembantu dalam penginjilannya, setelah ia mengalami kekecewaan karena perpecahannya dengan Barnabas dan Markus ( Kisah 15:39). Dikemdian hari Timotius menjadi pembantu yang sangat dekat dengan Paulus. Hubungan mereka menjadi seperti hubungan bapak dengan anak.

PEMUDA YANG BERKARAKTER KRISTUS
Dalam naehatnya kepadaTimotius, Paulus memberikan perintah supaya Timotius mampu menjadi teladan sekalipun  Timotius masih sangat muda. Saat ini firman Tuhan juga menjadi nasehat bagi kita, rekan-rekan muda yang ada. Kita harus mampu menjadi teladan  dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan dalam kesucian.

Untuk menjadi teladan kita harus meneladai karakter Kristus, Dengan demikian, ketika orang melihat kita, maka orang akan melihat pribadi Kristus yang terpancar melalui hidup kita

Saat ini kita akan belajar mengenai apa saja karakter Kristus yang harus ada dalam hidup kita?

1. Peduli dengan orang-orang yang terpinggirkan
Kitab suci menceritakan banyak sekali kisah-kisah tentang kepedulian Krstus kepad orang-orang yang terpingirkan. Setiap hari ia bergaul dengan orang-orang yang dianggap sampah oleh masyarakat. Bukankah dalam Alkitab dicatat bagaimana Yesus memperhatikan perempuan Samaria, para pemungut cukai, penderita kusta, dan orang-orang lain yang mungkin tidak banyak orang yang mau bergaul dengan mereka? Tetapi Kristus mau peduli dengan mereka. Bagaimana dengan kita? Biar kita juga mampu menjadi seperti Tuhan Yesu, mau peduli dan mengasihi orang-orang yang terpinggirkan.

2. Kejujuran
Karakter Kristus yang kedua yang harus kita perhatikan dan teladani adalah kejujuranNya. II Petrus 2:22 mengatakan" Ia tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada didalam mulut-Nya. Kita harus hidup dalam kejujuran. Saat ini kejujura menjadi suatu hal yang mahal. Godaan untuk berlaku dan berkata tidak jujur ada dimana-mana.Mari kita senantiasa jujur terhadap Allah, diri sendiri dan orang lain. Kejujuran merupakan mutiara berharga yang amat menyenangkan hati Tuhan. Alkitab banyak memberikan janji-janji berkat kalau kita berlalaku jujur senantiasa. ( Amsal 2:21,3:32,11:11, 14:11,15:17)

3.Ketaatan akan tugas dan tanggung-jawab-Nya.
Mengengai ketaatan Kristus tentu kita tidak akan meragukan lagi.Salib memberikan pesan bahwa ketaaan Tuhan Yesus kepada kehendak Bapa sungguh luar biasam,bahkan taat sampai mati. Ketaatan seperti Tuhan Yesus inilah yang seharusnya menjadi teladan bagi kita. Seringkali bebagai pergumulan hidup di dunia membuat kita merasa terdesak dan sulit untuk percaya kepada Allah. Namun kita diingatkan bahwa walaupun sulit dan menuntut pengorbanan, kita harus belajat taat kepada kehendak Tuhan.Kuncai agar kita bisa terus terarah kepada kehendak Allah adalah  selalu berdoa.

4.Menunjukkan kasih-Nya kepada semua orang
Yohanes 13:31-35 “Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Kita harus meneladani kasih Yesus. Kasih Yesus adalah kasih Agape, yaitu kasih yang tanpa syarat. Kita mengasihi bukan karena orang lain mengasihi kita, tetapi kita harus mengasihi kepada semua orang sekalipun mungkin orang tersebut tidak suka kepada kita.

Kasih Yesus adalah juga kasih yang mau berkorban. Karena kasih-Nya kepada kita, maka Tuhan rela mengorbankan nyawa-Nya. Mari kita meneladi kasih ilahi ini.

5.Kerendahan hatinya sebagai seorang hamba
Yesus merupakan teladan utama kita dalam belajar hidup rendah hati.Selama hidupnya di dunia , Yesus selalu berjalan dalam kerendahan hati, dan ketaatan kepada Bapa. Walaupun Yesus adalah Raja segala raja, tetapi ia rela lahir di kandang domba yang hina.Ia juga memilih untuk menjadi anak dari tukang kayu. Bahkan Pada masa-masa terakhir hidupNya di dunia ini, Yesus membasuh kaki murid-muridNya sebagai lambang kerelaanNya untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Yesus mengatakan kepada para muridNya sebagaimana Aku membasuh kakimu maka kamu wajib saling membasuh kaki yang mana berarti harus saling melayani dan merendahkan diri. Selain berarti kerelaan untuk tidak dikenal, kerendahan hati juga berarti kerelaan untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Kita wajib saling melayani satu dengan yang lain dalam kerelaan bila ingin hidup dalam kerendahan hati. Salah satu bentuk saling melayani tersebut adalah dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya ( I Ptr 5:6 ). Syarat untuk mendapatkan promosi/peninggian dari Allah adalah hidup dalam kerendahan hati. Bila kita hidup dalam kerelaan untuk tidak dikenal dan melayani orang lain maka Tuhan akan meninggikan kita pada waktunya. Promosi yang sejati datang dari Tuhan bukan dari manusia. Bila Tuhan sendiri yang mempromosikan kita maka tidak ada satupun manusia yang dapat menghalangiNya.
Selain itu hidup dalam kerendahan hati juga akan membuat hidup kita berhasil dan dipenuhi berkat. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah ( Mzm 37:11). Walaupun bangsa kita sedang dirundung krisis yang sepertinya tiada berujung namun bila kita hidup dalam kerendahan hati maka kita akan mewarisi negeri ini dan menikmati kesejahteraan yang berlimpah-limpah. Jaminan kita bukan datang dari manusia tetapi datang dari Allah. Tuhan tidak akan pernah gagal menepati janjiNya sebab Ia tidak bisa gagal.
Bill Gothard mengatakan setiap pagi ia membiasakan diri merendahkan dirinya dalam doa kepada Tuhan. Setiap pagi ia mengakui kelemahan dan ketidaklayakannya kepada Tuhan. Bill berkata, "Bila Saya tidak merendahkan diri maka akan ada orang yang dengan senang hati akan merendahkan saya ". Daripada direndahkan lebih baik kita merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Membangun Kepemimpinan Pemuda yang Berkarakter Menurut Suratan Filemon



1. Menjadi seorang yang dapat menerima kelemahan orang lain
Dalam surat Filemon ini Paulus berjumpa dengan seorang budak yang  bernama Onesimus, ia dimasukkan dalam penjara karena melakukan tindakan criminal. Kesalahan Onesimus menyebabkan ia dimasukkan alam penjara. Banyak orang memberi stigma negative pada semua tahanan atau orang yang dimasukkan dalam penjara, dan sukar sekali mereka bisa menerima dengan tulus seorang tahanan ataupun bekas narapidana.Tetapi Paulus memiiliki hati seperti Kristus, ia justru menerima Onesimus untuk dilayanani. Paulus memberikan waktu secara khusus membina Onesimus menjadi seorang yang berubah secara radikal. Sentuhan tangan dan hati Paulus yang dia dapat dari teladan Kristus memberinya kemauan yang keras bahwa Onesimus bisa menjadipribadi yang berubah menjadi baik.

Dalam pelayanan Yesus di dunia Ia memberi pemaknaan yang baru tentang obyek manusia yang dilayani. Dalam pandangan kaum Farisi orang benar yang menjadi obyek pelayanan tetapi Yesus mengatakan, “ Bukan orang benar yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit yang memerlukan tabib. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari orang yang berdosa.” Semangat ini juga yang dikembangkan oleh Paulus dalam pelayanannya. Waktu bertemu dengan Onesimus hatinya dipenuhi dengan kasih yang luar biasa sehingga ia tergerak untuk melayani secara pribadi Onesimus.

2. Menjadi seorang  yang dipenuhi dengan kesabaran
Membentuk seorang budak yang punya latar belakang tidak baik membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Tanpa sebuah kesabaran, mustahil Onesimus dimenangkan oleh Paulus menjadi pribadi yang baru. Sebuah kesabaran yang sekalipun kelihatan lama hasilnya, selalu memberi hasil yang besar. Kesabaran ibarat titik air yang menetes di batu karang terus menerus sehingga membuat lubang besar pada batu karang.

Seorang penjunan yang ahli dapat membuat perabot-perbot yang indah bukan hanya karena ia mempunyai ketrampilan tangan, tetapi ia harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Seorang pemimpin KKA harus memiliki sebuah kesabaran yang tinggi seperti Kristus dan Paulus. Ia sabar menghadapi tekanan, perbantahan, dan sabar melihat hasil akhir dari apa yang telah ia kerjakan.

3. Menjadi seorang yang tidak suka memerintah dan memaksakan kehendak
Onesimus adalah budak dari seorang kaya yang bernama  Filemon. Kebetulan Paulus sangat mengenal dengan Filemon, bahkan Filemon termasuk anak rohani dari Paulus. Tentu, Paulus punya wewenang untuk langsung menentukan sikap dan mengambil keputusan tanpa meminta persetujuan dari Filemon. Tetapi Paulus tidak melakukan dan menggunakan wewenang rohaninya sebagai guru rohani Filemon dengan mengambil keputusan secara sepihak.

Inilah sikap seorang gembala yang baik, sekalipun ia punya kuasa untuk mengambil sebuah keputusan berdasarkan posisinya, tetapi ia tetap menghargai dan menghormati orang lain sebagai pribadi yang pantas untuk diajak bertukar pikiran. Seorang gembala tidak boleh memaksakan kehendaknya, ia harus melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan sehingga membuat konflik semakin kecil.

4. Menjadi pribadi pendamai
Onesimus melakukan tindakan yang tidak baik, ia telah melakukan tindakan yang jahat terhadap tuannya, Filemon. Hubungan yang baik di antara keduanya menjadi rusak karena ulah Onesimus yang tidak baik. Atas tindakan Onesimus yang salah tersebut, maka Filemon memasukkan Onesimus ke dalam penjara. Konflik antara Onesimus dan Filemon menjadi sebuah perusak kemitraan mereka berdua.

Paulus adalah seorang mediator yang ulung, di tengah hubungan yang tidak harmonis dan rusak tersebut ia tampil sebagai seorang pendamai. Ia meminta atau memohon kepada Filemon untuk menerima atau berbaikan dengan Onesimus. Dan akhirnya Onesimus kembali lagi ke tempat Filemon. Seorang pemimpin KKA pemuda adalah seorang yang senang dan selalu mengupayakan pendamaian terhadap seseorang yang sedang berkonflik, sehingga situasi yang kondusif terjalin kembali.

5. Membagikan kepercayaan dengan mendelegasikan tugas
Pendelegasikan tugas adalah penyerahan wewenang dari atasan kepada bawahan di lingkungan tugas tertentu dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang menugasi. Tidak semua pemimpin memiliki keberanian untuk mendelegasikan sebuah tugas kepada bawahannya, jemaat atau anak didik, atau anak rohaninya. Diperlukan kerendahan hati serta rasa tidak takut tersaingi jika hendak mendelegasikan sebuah tugas kepada bawahan, jemaat, atau anak binaan.

Paulus mendelegasikan tugas kepada Timotius untuk mengambil dan memimpin sebuah pelayanan atau memimpin sebuah gereja. Sekalipun menurut usia Timotius masih sangat muda, kemungkinan untuk dianggap sangat mentah dan belum matang bisa menjadi bumerang serangan balik. Tapi dalam kenyataan ini, Paulus tetap berani untuk mendelegasikan tugas penggembalaan kepada Timotius untuk sebuah gereja di Efesus.

6. Duplikasikan diri pada murid
Timotius adalah anak rohani Paulus, Paulus memerlukan waktu cukup lama mencetak seorang Timotius menjadi pribadi yang seperti atau mendekati karakteristiknya. Paulus sadar bahwa segala sesuatu punya batas akhir, tetapi ia tidak mau apa yang masih dalam kerangka impiannya yang besar menjadi hilang termakan oleh usia atau oleh kematian. Kesadaran yang tinggi akan hal ini menyebabkan Paulus selalu berpikir tentang proses generasi rohani. Itulah sebabnya Paulus sangat berpikir strategis tentang kepentingan kepemimpinan Kristen pasca dirinya nanti, ia mendidik dan menduplikasikan dirinya kepada Timotius untuk menjadi pemimpin Kristen masa datang.

Banyak gereja telah memulai dan mengakhiri sebuah pelayanan dengan cemerlang, tetapi pemimpin tersebut tidak mempersiapkan pemimpin penggantinya, akibatnya jika figur dirinya telah memenuhi waktu untuk bersama Bapa di surga, apa yang dirintisnya berada dalam situasi kritis karena tidak ada pemimpin seperti dirinya yang telah dicetak sebagai penggantinya. Banyak gembala sidang tidak berpikir strategis seperti Musa yang dengan tekun menduplikasikan dirinya kepada Yosua, sama seperti Paulus menduplikasikan dirinya pada Timotius.

7. Pemotivasi yang baik bagi murid
Timotius masih sangat muda ketika Paulus memberikan pendelegasian padanya untuk dia memimpin sebuah gereja. Bagi orang Yahudi yang memegang filsafat bahwa orang yang tua adalah orang yang bijaksana, ini menjadi suatu kendala spikis buat Timotius yang masih muda. Timotius sangat ketakutan dan merasa minder karena kemudaannya. Ia takut ia tidak dihormati dan pemikirannya tidak diterima karena ia masih sangat muda.

Paulus adalah seorang pemimpin yang mahir memotivasi orang, di tengah ketakutan dan keminderan Timotius, Paulus memberikan perkataan-perkataan yang membangun Timotius. Salah satunya, “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu.”

8. Pemberi solusi pada murid
Paulus sangat mengenal Timotius, bahkan ia sangat mengenal kelemahan-kelemahan Timotius. Banyak kelemahan Timotius yang diketahui oleh Paulus, baik kelemahan mentalnya bahkan juga kelemahan fisiknya. Paulus sangat memahami dan sadar pada kenyataan tentang kelemahan Timotius. Semua itu tidak menyurutkan percayanya pada Timotius bahwa ia bisa menjadi seorang pemimpin yang hebat.

Sadar akan bahaya kelemahan Timotius, Paulus memberikan beberapa nasehat yang menjadi sebuah solusi bagi Timotius. Untuk kelemahan fisik Timotius, solusi yang diberikan Paulus adalah Timotius diharapkan minum anggur dalam proporsi yang tepat dan benar. Untuk kelemahan mentalnya, Paulus memberi solusi supaya Timotius mengobarkan karunia yang telah ia terima lewat penumpangan tangan. Ia juga mengingatkan Timotius untuk tidak menjadi takut, karena Tuhan tidak memberi roh ketakutan tetapi roh keberanian.