Sabtu, 24 Desember 2016

SELAMAT NATAL GMKI SE-TANAH AIR

Foto: Desain oleh Bernata Asmail Manalu (Ketua Komisariat GMKI FT UNIMED)

Perjumpaan dengan Allah membawa Keselamatan
(Bacaan 1 : Yesaya 62:6-12; Titus 3:4-7; Lukas 2: 8-20)

Yesaya 62:6-12
Ayat 12. Penduduk Yerusalem pada hari yang terkemudian akan sangat berbeda dengan keadaan mereka pada zaman Yesaya dan para penerusnya: yaitu bangsa yang tidak kudus, ditinggalkan dalam perbudakan musuh-musuh mereka, tidak dicari oleh anugerah Allah yang menyelamatkan, melainkan dibiarkan untuk mengalami akibat-akibat kemurtadan mereka.

Titus 3: 4-7
Ini menunjuk kepada kelahiran kembali orang percaya, yang secara simbolis digambarkan dengan baptisan air Kristen. Dengan lahir baru Roh Kudus membaharui kita. Kedua gagasan ini terkait demikian erat sehingga merupakan dua cara untuk mengungkapkan karya Roh Kudus yang sama. 6. Yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita. Sudah dicurahkan. Lambang air sering kali dipakai dalam hubungan dengan Roh Kudus. Roh Kudus dicurahkan melalui Yesus (Yoh. 4:10; 7:37). Limpah. Dengan berlebihan. Roh merupakan kekayaan sejati sebab Dia adalah meterai dari warisan kita dan juga sumber serta pencipta segala berkat. 7. Supaya, mengutarakan hasil dari penganugerahan karunia Roh: “supaya sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya. kita berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.”akan oleh Roh Kudus” menunjuk kepada penyaluran hidup ilahi secara berkesinambungan kepada orang percaya sementara mereka menyerahkan kehidupan mereka kepada Allah (bd. Rom 12:2).

Lukas 2: 8-20
Juruselamat. Di dalam Perjanjian Lama, Allah merupakan Juruselamat dari umat-Nya (Yes. 25:9; 33:22). Sekalipun para nabi menganggap Dia terutama sebagai Juruselamat dari penindasan politis, Lukas memperluas konsep itu dan menjadikan Yesus Juruselamat dari dosa. Kristus, Tuhan, Kristus artinya yang diurapi, Mesias Israel, yang adalah pembebas yang dijanjikan. Tuhan. Sebuah gelar yang oleh orang Yunani yang kafir digunakan untuk raja-raja mereka, yang mereka muliakan sebagai dewa. Seorang Kristen dapat menggunakan gelar ini hanya untuk Kristus (I Kor. 8:6).

GMKI FT UNIMED | Gembala dalam kisah Natal pertama ini, kaum lemah dan miskin, namun ternyata kepada kaum demikian justru  kabar itu diberitakan oleh malaikat. Saat itu mereka sedang menjaga ternak mereka di padang. Saat hari sudah malam, saat mana kabar itu disampaikan, bahwa kabar sukacita itu adalah kabar lahirNya Sang Juru Selamat untuk semua secara universal dalam diri Kristus. Itulah yang disebut sebagai kabar besar oleh malaikat.

Kaum gembala sebenarnya mewakili status manusia … di hadapan Allah, yakni kecil dan lemah…dalam kegelapan tanpa pengaharapan. Sementara di sisi lain Bangsa Israel menantikan kedatangan Sang Mesias, yakni orang yang akan menyelamatkan mereka dari segi politik yang pada saat itu sedang dijajah oleh  Romawi. Dalam situasi dan kondisi demikianlah Kristus lahir menghadirkan sukacita besar bagi seluruh bangsa, ayat 10. Pada ayat yang ke 11 dinyatakan bahwa Kristus adalah Juruselamat. Yang membuat peristiwa itu menjadi besar karena yang datang adalah Allah itu sendiri yang melawat umatNya. Perjumpaan yang menyelamatkan itu terjadi dari pihak Allah sebagai inisiator, sebab kasihNya yang besar kepada manusia. Nubuatan dalam kitab Yesaya sebagaimana bacaan yang pertama, tentang hadirnya Sang Penyelamat telah digenapi, sebagaimana pada bacaan yang kedua Titus 3: 4-7 dan yang disaksikan oleh para gembala penggenapanNya.

Dampak kedatanganNya bukan hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang percaya kepadaNya saja, tetapi semua seluruh bangsa akan turut menikmati pemanfaatan dari tujuan kedatanganNya. Berkat dari kemurahan Allah menjadi dirasakan oleh semua, bahkan oleh seluruh ciptaan tanpa terkecuali sebagaimana tujuan dari kedatanganNya yakni untuk kesukaan, damai sejahtera dan keselamatan. Apa istimewanya kita yang percaya pada kelahiranNya di dunia ini dengan yang lain? Ialah bahwa kita dijadikanNya saksi kelahiranNya sebagaimana para gembala. Menjadi saksiNya dalam setiap dimensi kehidupan kita dengan meninggalkan kefasikan dan fokus pada kehendak dan kemuliaanNya.

Nilai kesaksian dari setiap orang berbeda tergantung keeratan relasi masing-masing dengan Tuhan. Carang anggur akan berbuah jika ia menempel di pokok anggur.
Menghayati atribut duniawi sebagai alat bantu pencapaian panggilanNya, dan bukan sebaliknya menjadikan harta benda, martabat dan harkat, kedudukan menjadikannya yang utama dalam hidup.

Pada ayat yang ke 20 dari bacaan yang ketiga, dikatakan: “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah…” Setelah mereka berjumpa, menyaksikan sendiri Kristus lahir, pulanglah mereka dengan memuji dan memuliakan Allah. Bahwa perjumpaan dengan Allah selalu membuahkan pujian dan pemuliaan akan Allah, karena pada Allah manusia menyaksikan kebesaran dan kemuliaan yang luar biasa.  Dan Agama Kristen dikenal sebagai agama menyanyi, bahwa dalam nyanyian terkandung bentuk-bentuk pujian dan pemuliaan akan Allah yang dinyatakan dalam setiap situasi dan kondisi kehidupan, saat susah, saat senang, saat tegang, saat santai orang Kristen mempunyai butir-butir lagu pujiannya. Demikian dapat dikatakan Bayi Yesus dalam Palungan Betlehem sumber keselamatan dan pujian kita dalam merenda kehidupan.

SELAMAT NATAL, GMKI SE-TANAH AIR...

TINGGI IMAN, ILMU, PENGABDIAN
UT OMNES UNUM SINT

Refrensi : http://gkjw.or.id/rancangan-khotbah/khotbah-natal-25-desember-2016/