Dirgahayu Ke-67 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. | Foto Kreasi Bernata Manalu |
DIRGAHAYU 67 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
67 Tahun GMKI
Ulang tahun GMKI tentu kita akan pertama mengenang tokoh yang menjadi THE FOUNDING FATHER dari Gerakan ini yang mana pada saat pembentukan GMKI tanggal 9 Februari 1950 yang menyampaikan.
"Tindakan ini
adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat
Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan
mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah
latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia.
GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft,
persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam
gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan
roh, ia berdiri di tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan
Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian
dan Kebangkitan"
MENGULAS PANCA KEGIATAN
GMKI YANG KE- 5
“BERKREASI”
(Ayat bacaan:
Kejadian 2:19)
"Lalu
TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di
udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia
menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap
makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu."
"Ah
sayang saya tidak kreatif... saya bukan seniman." kata seorang teman
dengan ringan ketika ia diminta untuk ikut membantu dekorasi ruangan. Mungkin
benar bahwa kreativitas orang berbeda-beda. Ada yang dikaruniai bakat seni yang
tinggi disertai kreativitas tinggi pula, ada yang tidak. Tapi itu bukan berarti
bahwa ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas dalam dirinya.
Salah satu tugas saya sebagai pengajar desain adalah menemukan dan
mengembangkan kreativitas dari anak-anak didik saya. Satu hal yang selalu saya
dapati sebagai kesimpulan pada tiap angkatan adalah bahwa semua manusia
memiliki kreativitasnya sendiri. Dari satu tugas yang sama hasilnya bisa
berbeda-beda, dan semuanya tetap menarik untuk dilihat. Jika kita perhatikan
dalam Alkitab, Tuhan yang Maha kreatif sesungguhnya menuntut kita untuk menjadi
orang-orang yang kreatif pula. Kita tidak dianjurkan untuk mempergunakan alasan
tidak kreatif sebagai celah untuk tidak melakukan apa-apa. Dengan otak, nalar,
ketrampilan, kemampuan dan berbagai talenta khusus yang sudah disediakan Tuhan
kepada kita, sudah seharusnya kita bisa berpikir kreatif dalam melakukan
sesuatu. Tuhan adalah sosok yang sangat kreatif, dan manusia dikatakan
diciptakan menurut gambar dan rupaNya. Maka itu artinyakreatifitas sejatinya
merupakan bagian dari manusia.
Dari
proses penciptaan alam semesta beserta isinya kita bisa melihat kreativitas
Tuhan dalam mengisi alam ini. Jutaan
jenis binatang dari berbagai spesies, jenis-jenis tanaman yang berbeda-beda di
berbagai belahan bumi, atau yang juga sederhana dan bisa kita lihat setiap
saat, perhatikanlah wajah manusia yangtidak pernah sama persis meski kembar
sekalipun. Komponen pengisi muka boleh sama, namun tidak akan ada yang pernah
sama persis hasilnya. Lalu kemudian kita bisa melihat pula bagaimana kreatifnya
Tuhan memberikan jawaban bagi berbagai permasalahan hidup manusia. Sebagai
contoh saja kita bisa melihat kreativitas Tuhan dalam membantu umat Israel dari
Mesir menuju tanah Kanaan yang subur. Tuhan memberi Tiang awan, tiang api,
manna, daging dari burung puyuh, membelah Laut Teberau dan seterusnya. Ini
semua memperlihatkan kreativitas tinggi Tuhan dalam memberi solusi bagi manusia.
Yesus
dalam pelayananNya di dunia pun banyak menggunakan metode kreatif. Dalam misi
pelayananNya Yesus banyak menggunakan perumpamaan, berdiskusi, tanya jawab,
menyembuhkan bahkan membangkitkan, memberi contoh keteladanan, dan seterusnya.
Yesus tidak pernah monoton dalam pelayananNya. Sehubungan dengan diciptakannya
manusia sebagai sosok yang istimewa, yang diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah sendiri, sudah selayaknya kita pun mewarisi kreativitas ini. Alangkah
ironisnya jika kita terlalu malas untuk mempergunakan sisi-sisi kreativitas
yang telah Dia sediakan bagi kita. Dari mana kita tahu bahwa Tuhan menuntut
kita juga untuk menjadi manusia-manusia kreatif? Kita bisa melihatnya dalam
kitab Kejadian.
Sebelum
proses pembentukan Hawa, Tuhan terlebih dahulu membentuk segala binatang hutan
dan burung-burung. Dan semua ini dibawa kepada Adam untuk ia beri nama.
"Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala
burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana
ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap
makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu." (Kejadian 2:19).
Dengan kata lain, Tuhan ingin melihat bagaimana kreativitas manusia untuk
menamainya. Jika kita mundur beberapa ayat sebelumnya, Tuhan juga menempatkan
Adam di taman Eden bukan untuk berleha-leha dan bersantai, tapi untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu. "TUHAN Allah mengambil manusia itu
dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman
itu." (ay 15).
Perhatikan
kata mengusahakan dan memelihara. Manusia bukan saja ditugaskan untuk
memelihara kelestarian lingkungan, tapi juga mengembangkan apa yang sudah ada
untuk menjadi lebih baik lagi. Ini membutuhkan proses kreatif. Memaksimalkan,
mengembangkan dan menciptakan inovasi atau kreasi baru menuju suatu kehidupan
yang lebih baik melalui segala sesuatu yang telah disediakan Tuhan. Itu yang
harus dilakukan manusia, bukan sebaliknya merusak alam dengan segala isinya.
Kreativitas
ada di dalam diri setiap orang. Tapi tidak semua orang mau mempergunakannya.
Sebagian orang terlalu malas untuk mengolah kreativitas yang ada di dalam
mereka. Kemalasan tidak akan pernah bisa membawa orang mengalami peningkatan
dalam hidupnya. Yang ada malah keruntuhan, seperti apa yang dikatakan
Pengkotbah. "Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena
kelambanan tangan bocorlah rumah." (Pengkotbah 10:18). Semua yang
disediakan Tuhan di dunia ini bagi kita hendaklah dikelola dengan baik,
dipelihara, dijaga dan dikembangkan untuk kebaikan kita semua. Agar kita tetap
bisa bertumbuh dan mengalami peningkatan, tetaplah rajin bekerja, dan
kreatiflah dalam setiap yang anda usahakan. Tuhan akan selalu melihat bagaimana
usaha kita, apakah kita selalu berusaha melakukan yang terbaik atau tidak,
sebelum Tuhan mempercayakan perkara-perkara yang lebih besar lagi. Tuhan mengharapkan manusia agar selalu
berpikir kreatif dalam bekerja.
Berkreasi, menbaca/mendengar kata ini tentu yang muncul dibenak kita adalah, "AKTIVITAS YANG KHAS/BEDA DARI YANG LAIN".
Allah meminta kita untuk
menilai diri kita sebelum kita menilai orang lain.
Sangat
mudah untuk melihat kesalahan kecil dalam diri orang lain sementara kita
melewatkan masalah besar dalam kehidupan kita sendiri. Sungguh ironis bahwa
orang dengan masalah yang lebih besar memiliki nyali untuk mengkritik yang
lain.
Otokritik
membuat kita melihat kedalam diri kita sebelum mengktitik orang lain. Ketika
kita mengenali dosa di dalam diri kita, kritik kita tentang dosa orang lain
dengan cepat meluruh.
Daud
berdoa supaya Allah akan memberinya “hati yang bersih.” Dia menulis Mazmur 51
setelah kejatuhannya kedalam dosa terhadap Batsyeba dan pembunuhan terhadap
suaminya.
“
“Maka
aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran,
supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.”Mazmur 51:15.
DIRGAHAYU KE 67 GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA (GMKI)
SEMAKIN JAYALAH DALAM BERPELAYANAN JUGA DALAN BERKEGIATAN TERLEBIH DALAM PENGKADERAN. BERKREASILAH SELALU DEMI KEMAJUAN BANGSA INDONESIA
"BERDAMAILAH DENGAN SEMUA CIPTAAN"
TINGGI IMAN ILMU PENGABDIAN, UT OMNES UNUM SINT
SHALOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar