Foto: Desain oleh Bernata Asmail Manalu (Ketua Komisariat GMKI FT UNIMED) |
Perjumpaan
dengan Allah membawa Keselamatan
(Bacaan 1 : Yesaya 62:6-12; Titus 3:4-7; Lukas
2: 8-20)
Yesaya 62:6-12
Ayat
12. Penduduk Yerusalem pada hari yang terkemudian akan sangat berbeda dengan
keadaan mereka pada zaman Yesaya dan para penerusnya: yaitu bangsa yang tidak
kudus, ditinggalkan dalam perbudakan musuh-musuh mereka, tidak dicari oleh
anugerah Allah yang menyelamatkan, melainkan dibiarkan untuk mengalami
akibat-akibat kemurtadan mereka.
Titus 3: 4-7
Ini
menunjuk kepada kelahiran kembali orang percaya, yang secara simbolis
digambarkan dengan baptisan air Kristen. Dengan lahir baru Roh Kudus membaharui
kita. Kedua gagasan ini terkait demikian erat sehingga merupakan dua cara untuk
mengungkapkan karya Roh Kudus yang sama. 6. Yang sudah dilimpahkan-Nya kepada
kita. Sudah dicurahkan. Lambang air sering kali dipakai dalam hubungan dengan
Roh Kudus. Roh Kudus dicurahkan melalui Yesus (Yoh. 4:10; 7:37). Limpah. Dengan
berlebihan. Roh merupakan kekayaan sejati sebab Dia adalah meterai dari warisan
kita dan juga sumber serta pencipta segala berkat. 7. Supaya, mengutarakan
hasil dari penganugerahan karunia Roh: “supaya sebagai orang yang dibenarkan
oleh kasih karunia-Nya. kita berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan
pengharapan kita.”akan oleh Roh Kudus” menunjuk kepada penyaluran hidup ilahi
secara berkesinambungan kepada orang percaya sementara mereka menyerahkan
kehidupan mereka kepada Allah (bd. Rom 12:2).
Lukas 2: 8-20
Juruselamat.
Di dalam Perjanjian Lama, Allah merupakan Juruselamat dari umat-Nya (Yes. 25:9;
33:22). Sekalipun para nabi menganggap Dia terutama sebagai Juruselamat dari
penindasan politis, Lukas memperluas konsep itu dan menjadikan Yesus
Juruselamat dari dosa. Kristus, Tuhan, Kristus artinya yang diurapi, Mesias
Israel, yang adalah pembebas yang dijanjikan. Tuhan. Sebuah gelar yang oleh
orang Yunani yang kafir digunakan untuk raja-raja mereka, yang mereka muliakan
sebagai dewa. Seorang Kristen dapat menggunakan gelar ini hanya untuk Kristus
(I Kor. 8:6).
GMKI FT UNIMED | Gembala
dalam kisah Natal pertama ini, kaum lemah dan miskin, namun ternyata kepada
kaum demikian justru kabar itu
diberitakan oleh malaikat. Saat itu mereka sedang menjaga ternak mereka di
padang. Saat hari sudah malam, saat mana kabar itu disampaikan, bahwa kabar
sukacita itu adalah kabar lahirNya Sang Juru Selamat untuk semua secara
universal dalam diri Kristus. Itulah yang disebut sebagai kabar besar oleh
malaikat.
Kaum
gembala sebenarnya mewakili status manusia … di hadapan Allah, yakni kecil dan
lemah…dalam kegelapan tanpa pengaharapan. Sementara di sisi lain Bangsa Israel
menantikan kedatangan Sang Mesias, yakni orang yang akan menyelamatkan mereka
dari segi politik yang pada saat itu sedang dijajah oleh Romawi. Dalam situasi dan kondisi demikianlah
Kristus lahir menghadirkan sukacita besar bagi seluruh bangsa, ayat 10. Pada
ayat yang ke 11 dinyatakan bahwa Kristus adalah Juruselamat. Yang
membuat peristiwa itu menjadi besar karena yang datang adalah Allah itu sendiri
yang melawat umatNya. Perjumpaan yang menyelamatkan itu terjadi dari pihak
Allah sebagai inisiator, sebab kasihNya yang besar kepada manusia. Nubuatan
dalam kitab Yesaya sebagaimana bacaan yang pertama, tentang hadirnya Sang
Penyelamat telah digenapi, sebagaimana pada bacaan yang kedua Titus 3: 4-7 dan
yang disaksikan oleh para gembala penggenapanNya.
Dampak
kedatanganNya bukan hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang percaya
kepadaNya saja, tetapi semua seluruh bangsa akan turut menikmati pemanfaatan
dari tujuan kedatanganNya. Berkat dari kemurahan Allah menjadi dirasakan oleh
semua, bahkan oleh seluruh ciptaan tanpa terkecuali sebagaimana tujuan dari
kedatanganNya yakni untuk kesukaan, damai sejahtera dan keselamatan. Apa
istimewanya kita yang percaya pada kelahiranNya di dunia ini dengan yang lain?
Ialah bahwa kita dijadikanNya saksi kelahiranNya sebagaimana para gembala.
Menjadi saksiNya dalam setiap dimensi kehidupan kita dengan meninggalkan kefasikan
dan fokus pada kehendak dan kemuliaanNya.
Nilai kesaksian dari setiap orang berbeda tergantung keeratan relasi masing-masing dengan Tuhan. Carang anggur akan berbuah jika ia menempel di pokok anggur.
Menghayati
atribut duniawi sebagai alat bantu pencapaian panggilanNya, dan bukan
sebaliknya menjadikan harta benda, martabat dan harkat, kedudukan menjadikannya
yang utama dalam hidup.
Pada ayat yang ke 20 dari bacaan yang ketiga, dikatakan: “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah…” Setelah mereka berjumpa, menyaksikan sendiri Kristus lahir, pulanglah mereka dengan memuji dan memuliakan Allah. Bahwa perjumpaan dengan Allah selalu membuahkan pujian dan pemuliaan akan Allah, karena pada Allah manusia menyaksikan kebesaran dan kemuliaan yang luar biasa. Dan Agama Kristen dikenal sebagai agama menyanyi, bahwa dalam nyanyian terkandung bentuk-bentuk pujian dan pemuliaan akan Allah yang dinyatakan dalam setiap situasi dan kondisi kehidupan, saat susah, saat senang, saat tegang, saat santai orang Kristen mempunyai butir-butir lagu pujiannya. Demikian dapat dikatakan Bayi Yesus dalam Palungan Betlehem sumber keselamatan dan pujian kita dalam merenda kehidupan.
SELAMAT
NATAL, GMKI SE-TANAH AIR...
TINGGI
IMAN, ILMU, PENGABDIAN
UT
OMNES UNUM SINT
Refrensi : http://gkjw.or.id/rancangan-khotbah/khotbah-natal-25-desember-2016/
Refrensi : http://gkjw.or.id/rancangan-khotbah/khotbah-natal-25-desember-2016/